LISTRIK AUTOMOTIF & AC
BATERAI

Fungsi dan konstruksi Baterai
Baterai adalah penyimpanan tenaga listrik. Hal ini terjadi
dengan proses elektrokimia . Tenaga listrik dapat diubah menjadi tenaga kimia
dan sebaliknya tenaga kimia menjadi tenaga listrik.
Fungsi
baterai
Untuk memberikan tenaga listrik yang cukup untuk :
Menghidupkan
mobil (starter)
Melayani
sistem pengapian
Melayani
penerangan dan
Kebutuhan
lainnya
Konstruksi
![]() |
Konstruksi
sebuah sel
Baterai
terdiri dari beberapa sel. Setiap sel terdiri dari pelat positif dan pelat
negatif. Sel ini dibuat dari pelat logam timbel berpori, dengan maksud
mempermudah reaksi kimia pada permukaan berpori tersebut.
Bahan
aktif dari pelat positif adalah timbel dioksida (PbO2) berwarna
coklat dan untuk pelat negatif adalah timbel (Pb) berwarna abu – abu.
Konstruksi
blok sel
Batang penghubung sel-sel
![]() |
Pelat –
pelat ini digabung dalam blok blok sel. pelat positif dibatasi oleh Isolasi
(separator) Yang terbuat dari ebonit atau pelastik.
Blok – blok sel ini dimasukkan dalam blok baterai yang diisi
larutan Asam sulfat (H2SO4). Dan setiap blok sel
menghasilkan tegangan Sebesar 2 Volt.
Hubungan
blok sel

Tujuan menghubungkan blok – blok sl secara seri adalah untuk
memperoleh tegangan yang lebih tinggi . Misalnya untuk memperoleh tegangan 12
Volt, baterai memburuhkan 6 blok sel yang masing – masing bertegangan 2 Volt.
Proses elektrokimia pada saat pengisian dan pemakaian
Baterai
diberi arus penuh (di isi)
![]() |
Baterai berisikan air dan asam sulfat dan sudah dalam keadaan
diberi arus penuh. Pada temperatur 20°C, berat
jenis air baterai = 1,285 Kg/1. Dalam keadaan ini, bahan aktif pelat positif
adalah timbel dioksid (PbO2) bewarna coklat, sedang pelat negatif timbel (Pb)
berwarna abu-abu.
Baterai
dalam keadaan dipakai
![]() |
Oksigen (O2)
yang berada pada pelat positif bereaksi dengan hidrogen (H) dan membentuk air
(H2O). Pada waktu yang bersamaan, timbel Pb pada pelat positif
bereaksi dengan sisa asam (SO4) menjadi timbel sulfat (PbSO4) juga pelat
negatif bereaksi dengan sisa asam (SO4) menjadi timbel sulfat (PbSO4).
Baterai
dalam keadaan kosong
![]() |
Bila reaksi berlangsung terus menerus maka arus listrik akan
habis.
Asam sulfat terbagi menjadi dua bagian, satu bagian membentuk
air (H2O) dan bagian lain bereaksi dengan bahan pelat dan membentuk timbel
sulfat (PbO4). Berat jenis elektrolit menurun 1,08 kg/l
Pengisian
arus listrik
![]() |
Pada saat pengisian arus listrik, keadaan terbalik .Oksigen
dalam asam baterai bereaksi dengan timbel pada pelat positif. Sisa asam terurai
dari pelat – pelat dan bereaksi dengan hidrogen di dalam asam baterai. Hal ini
akan menambah besarnya berat jenis air baterai.
Penambahan ini akan berlangsung selama pengisian, sampai
berat jenis 1,285 kg/l. Dan dalam keadaan ini baterai telah terisi penuh.
Keadaan elektroda – elektroda dan berat jenis elektrolit pada
proses elektrokimia di dalam baterai
Dengan mengukur berat jenis baterai, kita dapat mengetahui
keadaan pengisian baterai tersebut. Untuk mengetes ini digunakan Hydrometer.
Keadaan
|
Elektroda positif
|
Elektroda negatif
|
BJ. Elektrolit
|
Penuh
(terisi)
Kosong
(terpakai)
|
PbO2
(timbel dioksid)
PbSO4
(timbel sulfat)
|
Pb
(Timbel)
PbSO4
(Timbel sulfat)
|
2 H2SO4
BJ asam sulfat
1,285 kg/l
2 H20
BJ, air
1,08 kg/l
|
No comments:
Post a Comment